Jumat, 30 Maret 2012


REAKSI FISIOLOGIS TUBUH

1.   Stres
       Stresadalahsegalasituasi di manatuntunan non-spesifikmengharuskanseorangindividuuntukberesponataumelakukantindakan( Selye, 1976 )
       Responatautindakaninitermasukresponfisiologisdanpsikologis.
       Stresoradalah stimulus yang mengawaliataumencetuskanperubahan.
       Stresor internal berasaldaridalamdiriseseorang( mis, demam, kondisisepertikehamilan, menopause atausuatukeadaanemosiseperti rasa bersalah )
       Stresoreksternalberasaldariluardiriseseorang( mis, perubahanbermaknadalamsuhulingkungan, perubahanperandalamkeluargaatausosial, atautekanandaripasangan ).

Sebab- SebabStres
ž  Fisik : temperatur, suara, beban, sinar, aruslistrik
ž  Kimiawi : asambasa, obat- obatan, zatracun, hormondan gas
ž  Mikrobiologi : virus, bakteri, parasit
ž  Fisiologis : gangguanstrukturjaringandan organ
ž  Proses perkembangan : Pubertas, memasukiusila
ž  .Psikis : HubunganSosial ( masyarakat, budaya, ataukeagamaan )


Tahapan Stress
1. Tahap I ( Stress paling ringan )
       Ciri-ciri :
v  semangatmeningkat,
v  penglihatantajam,
v  energimeningkatnamuncadanganenerginyamenurun,
v  kemampuanmenyelesaikanpelajaranmeningkat.

2. Tahap II ( Mulaitimbulkeluhan )
       Ciri-ciri :
v  seringmerasaletihtanpasebab,
v  kadang-kadangterdapatgangguansistemsepertipencernaan, otot,
v  perasaantdksantai

3. Tahap III ( Keluhandengangejala-gejala )
            Ciri-ciri :
v  sakitperut,
v  mules,
v  otot-ototterasategang,
v  perasaantegang,
v  gangguantidur,
v  badanterasaringan.

4. Tahap IV ( Keadaanlebihburuk )
            Ciri-ciri :
v  sulitberaktivitas,
v  gangguanhubungansosial,
v  sulittidur,
v  negativistik,
v  penurunankonsentrasi,
v  takuttdkjelas.

5. Tahap V ( Semakinburuk )
       Ciri-ciri :
v  Keletihanmeningkat,
v  tidakmampumelakukanpekerjaansederhana,
v  gangguansistemmeningkat,
v  perasaantakutmeningkat.

2. AdaptasiFisiologis
AdaptasiFisiologisadalahkemampuantubuhuntukmempertahankankeadaanrelatifseimbang.Kemampuanadaptifiniadalahbentukdinamikdariequilibrumlingkungan internal tubuh
    Mekanismeadaptifsecarakontinuberfungsiuntukmenyesuaikandiriterhadapperubahaninidanuntukmempertahankanekulibrum, atauHomeostatis

MEKANISME ADAPTASI FISIOLOGIS


v  Mekanismefisiologisadaptasiberfungsimelaluiumpanbaliknegatif, yaitusuatu proses dimanamekanismekontrolmerasakansuatukeadaan abnormal, sepertipenurunansuhutubuh, danmembuatsuaturesponsadaptif, sepertimulaimenggigiluntukmembangkitkanpanastubuh. Ketigadarimekanismeutama yang digunakandalammengadaptasistresordikontrololehmedulaoblongata,formasiretikuler, dankelenjarhipofisis.
v  Medula oblongata, mengontrolfungsi vital yang diperlukanuntukbertahan.fungsiinitermasukfrekuensijantung, tekanandarah, danpernafasan.
v  FormasiRetikular,adalahkelompokkecil neuron dalambatangotakdanmedulaspinalis, kelompokinijugamengontrolfungsi vital dansecsrskontinumemantau status fisiologistubuhmelaluisambungandengantraktussensorisdanmotoris.
v  Kelenjarhipofisis,adalahkelenjarkecil yang melekatpadahipotalamus,menyuplaihorman yang mengontrolfungsi vital.
v  kelenjarhipofisismenghasilkanhormon yang diperlukanuntukberadaptasiterhadapstres.
Kelenjarhipofisisjugamengatursekresidarihormon-hormontiroid, gonad, danparatiroid

Model Stres

1. Model stresberdasarrespon
            Model stresdariSelye( 1976 ) adalah model berdasarkanrespon yang mendefinisikanstressebagairespons non- spesifikdaritubuhterhadapsetiaptuntutan yang di timpakanpadanya.

2.  Model adaptasi
            Model adaptasimenunjukanbahwaempatfaktormenentukanapakahsuatusituasiadalahmenegangkan( Mechanic, 1962 ).
ž  Faktorpertama, biasanyabergantungpadapengalamanseseorangdenganstresorserupa, sistemdukungan, danpersepsikeseluruhan
ž  Faktorkedua, berkenaandenganpraktikdannormakelompoksebayaindividu
ž  Faktorketiga, adalahdampakdarilingkungansosialdalammembantuseorangindividuuntukberadaptasiterhadap stressor
ž  Faktorkeempat, sumber yang dapatdigunakanuntukmengatasistresor.

3.  Model Berdasar Stimulus
       Model berdasar stimulus berfokuspadakarakteristik yang menggangguataudisruptif di dalamlingkungan
v  Model berdasarkanmemfokusakanpadaasumsiberikut ( McNett, 1989 )
v  Peristiwaperubahandalamkehidupanadalah normal, danperubahaninimemutuhkantipedandurasipenyesuaian yang sama.
v  Individuadalahresepienpasifdaristres, danpersepsimerekaterhadapperistiwaadalahtidakrelevan.
v  Semua orang mempunyaiambang stimulus yang sama, danpenyakitdapatterjadipadasetiaptitiksetelahambangtersebut.
v  Model BerdasarTransaksi

Faktor Yang MempengaruhiStresor
  1. Intensitas
  2. Cakupan
  3. Durasi
  4. Jumlahdansifatdari stressor

Karakteristik Respon Stres
  1. Responstresadalahalamiah, protektif, danadaktif.
  2. Terhadaprespons normal trhadapstresor; stresor yang dihadapidalamkehidupansehari-harimeningkatkanekskresikatekolamin, yang menyebabkanpeningkatandalamfrekuensijantungdantekanandarah
  3. Stresorfisikdanemosionalmencetuskanresponsserupa ( spesifisitas versus non- spesifitas )
  4. Terdapatketerbatasandalamkemampuanuntukmengompensasi .
  1. Besardandurasistresmungkinsedemikianbesarnyasehinggamekanisme homeostasis untukpenyesuaiangagal, yang menyebabkankematian.
  2. Pemajananberulangterhadap stimuli mengakibatkanadaptif ;yaitukadarenzimtirosinhidrolasejaringanmeningkat, menyebabkanpeningkatankapasitasbagitubuhuntukmenghasilaknnonephineprindanephneprin.
  3. Terdapatperbedaan individual dalamberesponsterhadapstresor yang sama.

Penyuluhan Stress
  1. Menyadaridalamkehidupanselaluadastres 
  2. Mengenalimedan / situasilingkungan 
  3. Tidakmengerjakanhal-haldiluarkemampuan 
  4. Segeramenyelesaikan / tidakmenundamasalah 
  5. Fleksibel 
  6. Tidakselaluharusbenar / sempurna 
  7. Belajarberkata “ TIDAK “
  8. Menyadariadahal-hal yang diluarkontrolkita 
9.Hindarimelakukanperubahan-perubahanbesarsekaligus 
10. Ekspresikanperasaan   
11. Membantu orang lain
12. Menerimadiriapaadanya
13. Menjagakesehatan 
v  Istirahatcukup 
v  Makancukupdanseimbang 
v  Olah raga
v  Menghindarikebiasaan - kebiasaanburukdanketergantunganzat (rokok, alkohol, psikotropika,  narkotika,  zatadiktif)

Pengobatan Stress :
  1. Latihanpernafasan
  2. Tersenyum
  3. Tumpahin di kertas
  4. Hirupwewangian
  5. Rendam di air hangat
  6. Dengerin music
  7. Curhat
  8. Pijat
  9. Olahraga
  10. Berdo’a
                                                       

KONSEP DASAR PRAKTIK KLINIK
EMOSIONAL dan KOMUNIKASI

EMOSIONAL
      Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari
bahasa Latinemovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.

      Biologi emosi
Ø  Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.

      Intensitas
Ø  Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut.  Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.

      Frekuensi dan Durasi
Ø  Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.

      Rasionalitas dan emosi
Ø  Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.

Fungsi Emosi

      Dalam”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar dapat bertahan hidup tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia.
Klasifikasi Emosi

      Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi-emosi positif seperti rasa gembira dan rasa syukur mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif seperti rasa marah atau rasa bersalah mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.




Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati

      Kepribadian
Ø  Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun. Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas efek (perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi.

      Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Ø  Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam suasana hati terbaik di akhir minggu.

      Cuaca
Ø  Cuaca menjadi sebuah peristiwa yang luar biasa sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada”, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya.

      Stres
Ø  Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, "Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat. 

      Aktivitas sosial
Ø  Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh. Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.

      Tidur
Ø  Kualitas tidur memengaruhi suasana hati. Para sarjana dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.

      Olahraga
Ø  Olahraga adalah salah satu sumber emosi dan suasana hati. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif.

      Usia
Ø  Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.

      Gender
Ø  Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria. Mereka megalami emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan. Tidak seperti pria, wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu membaca petunjuk nonverbal dan para linguistik secara lebih baik.

Batasan Eksternal pada Emosi



Ø  Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya. Seperti:
     Pengaruh-pengaruh organisasional
     Pengaruh-pengaruh budaya
Ø  Sebagai contoh, di Cina orang menyatakan bahwa mereka mengalami lebih sedikit emosi positif dan negatif dibandingkan orang-orang dalam budaya lainnya, dan apa pun emosi yang mereka alami adalah kurang intensitasnya dibandingkan pada kultur lain.

Kerja Emosional

      Kerja emosional adalah situasi saat seorang karyawan mengekspresikan emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja. Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan terkait pelayanan, contohnya sebuah maskapai penerbangan mengharapkan pramugari mereka untuk gembira. Tetapkerja emosional dapat relevan untuk semua jenis pekerjaan. Sebagai contoh, seorang manajer mengharapkan bawahannya untuk bersikap sopan dalam interaksi dengan rekan-rekan kerja. Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain.Perbedaan ini disebut disonansi emosional. Jika dibiarkan, perasaan terkungkung dari frustasi, kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan kejatuhan mental.

KOMUNIKASI

      Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasaverbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi.
      Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

SEJARAH KOMUNIKASI
      Komunikasi ataucommunicaton berasal dari bahasa Latincommunis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
      Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
      Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan.
      Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
      Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

KOMPONEN KOMUNIKASI
Ø  Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
      Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
      Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
      Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.


      Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
      Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
      Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").
       
PROSES KOMUNIKASI

      Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
      Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

Ø  Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
      Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
      Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.








MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Ø  Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.

      Model Komunikasi Linear

Ø  Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.

      Model Interaksional

Ø  Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat.  Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
      Model Transaksional
Ø  Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.

FAKTOR yang MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

      Latar belakang budaya.
Ø  Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
      Ikatan kelompok atau group
Ø  Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
      Harapan
Ø  Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
      Pendidikan
Ø  Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
      Situasi
Ø  Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.